Kamis, 11 Oktober 2012


IHSG Pertahankan Penguatan di 4.284,97



INILAH.COM, Jakarta - IHSG masih menguat tipis 4,9 poin atau 0,1% ke 4.284,97 pada perdagangan Kamis (11/10/2012). Volume perdagangan mencapai 6,3 miliar saham senilai Rp4,6 triliun.

Investor asing mengalami net sell sebesar Rp152,2 miliar. Sebanyak 133 saham menguat, 109 saham melemah dan 112 saham stagnan. Indeks lebih banyak ditopang saham lapis kedua dan ketiga di zona positif. Sedangkan saham unggulan banyak yang konsolidasi. Level terendah hari ini di 4.260,86 dan tertinggi di 4.284,97.

Indeks LQ45 turun 0,04%, indeks JII naik 0,2%, indeks ISSI naik 0,3%, IDX30 turun 0,1%. Penguatan indeks ditopang saham sektor pertambangan yang lebih tinggi 0,6%, disusul saham sektor konsumen naik 0,5%. Sedangkan saham sektor keuangan memimpin pelemahan hingga 0,6 persen.

Menurut pelaku pasar modal, Sem Susilo, indeks saat ini masih di persimpangan sehingga koreksinya belum tuntas. "Jadi situasi intermarket masih rawan," katanya.

Untuk saham yang menguat seperti saham MYOR naik Rp850 ke RP22.800, ITMG naik Rp500 ke Rp41.850, ICBP naik Rp200 ke Rp7.200, NIPS naik Rp200 ke Rp5.100, INTP naik Rp150 ke Rp20.900, PSAB naik Rp150 ke Rp5.850, ACES naik Rp100 ke Rp6.350, GGRM naik Rp100 ke Rp51.700, HEXA naik Rp100 ke Rp7.600.

Sementara saham yang tertekan seperti saham AALI turun Rp150 ke Rp20.600, BDMN turun Rp150 ke Rp6.000, BBRI turun Rp100 ke Rp7.500, BMRI turun Rp100 ke Rp8.000, INCO turun Rp100 ke Rp2.550, ISAT turun Rp100 ke Rp6.000, KKGI turun Rp100 ke Rp2.675, SCCO turun Rp100 ke Rp5.400.


Hingga Akhir Tahun Ekonomi akan Tumbuh 6,3 Persen


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan hingga akhir tahun nanti perekonomian domestik masih tumbuh cukup baik. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 6,3 persen.

"Walaupun tidak setinggi prakiraan semula. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III -2012 diprakirakan sebesar 6,3 persen, lebih rendah dari prakiraan sebelumnya akibat penurunan kinerja sektor eksternal," ungkap Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Kamis (11/10/2012).

Lebih lanjut menurutnya meskipun konsumsi dan investasi yang berorientasi permintaan domestik tetap tumbuh tinggi, penurunan ekspor telah berdampak pada penurunan produksi dan investasi yang berorientasi ekspor.

Karenanya, ke depan pertumbuhan ekonomi masih akan ditopang oleh permintaan domestik yang cukup kuat dan potensi membaiknya ekspor meskipun masih dibayangi oleh ketidakpastian perekonomian global.

Selain itu akan juga didukung masih cukup kuatnya sumber pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Jawa. Dengan perkembangan tersebut, ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2012 dan 2013 masing-masing diprakirakan tumbuh pada kisaran 6,1 hingga 6,5 persen dan 6,3 hingga 6,7 persen.