Selasa, 14 Oktober 2014

Laporan Keuangan



2. 1      Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu pihak internal seperti manajemen perusahaan dan karyawan, dan yang kedua adalah pihak eksternal seperti pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.
Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan lain dalam posisi keuangan. Sedangkan dalam Standar Akuntansi Keuangan dijelaskan tentang tujuan laporan keuangan yang isisnya: “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Maka melalui laporan keuangan tersebut masing-masing pihak ekstern dapat memperoleh informasi keuangan yang bersangkutan dengan perusahaan tersebut. Informasi yang berguna tersebut misalnya tentang kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutang jangka pendek, kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pokok pinjaman, serta keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan besarnya modal sendiri, pihak-pihak yang bersangkutan tersebut antara lain adalah:
1.      Pimpinan Perusahaan Atau Manajemen
Manajemen sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang dipimpinnya untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial dari perusahaannya dan akan dapat diketahui hasil-hasil finansial yang telah dicapai di waktu lalu dan diwaktu-waktu yang sedang berjalan.
2.      Kreditur
Para kreditur berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan untuk mengambil keputusan menerima atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan dengan mengukur kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar kembali hutang-hutangnya beserta beban-beban bunganya
3.      Investor
Para investor berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya. Bagi investor yang penting adalah tingkat pengembalian dari dana yang akan diinvestasikan dalam surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan.
4.      Pemerintah
Pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk menentukan besarnya pajak yang dibebankan pada perusahaan atas laba yang dihasilkan.
5.      Pemasok
Pemasok berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk dapat menilai apakah perusahaan tersebut mampu melunasi kewajibannya kepada setiap pemasok tepat pada waktunya.

2. 2      Bentuk-bentuk Laporan Keuangan
Dalam pengertian laporan keuangan diatas telah dijelaskan bahwa laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan. karena analisa rasio menggunakan data keuangan yang diambil dari neraca dan laporan laba rugi perusahaan, maka ada baiknya dimulai dengan pengenalan atas laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang disusun guna memberikan informasi bagi berbagai pihak yang terdiri dari :
1.      Neraca
Menggambarkan kondisi keuangan dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Umumnya pada akhir tahun pada saat penutupan buku. Neraca ini memuat aktiva (harta kekayaan yang dimiliki perusahaan), hutang (kewajiban perusahaan untuk membayar dengan uang atau aktiva lain kepada pihak lain pada tanggal tertentu dimasa mendatang), dan modal (kelebihan aktiva diatas modal).
2.      Laporan Laba Rugi.
Laporan laba rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa atau ongkos-ongkos yang timbul dalam peroses pencapaian hasil tersebut. Laporan ini juga memperlihatkan adanya pendapatan bersih atau kerugian bersih sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu (umumnya satu tahun), singkatnya, laporan ini merupakan laporan aktifitas dan hasil dari aktifitas tersebut atau merupakan ringkasan yang logis dari penghasilan dan biaya dari suatu perusahaan untuk periode tertentu.
3.      Laporan Bagian Laba Yang Ditahan
Laporan bagian laba yang ditahan digunakan dalam perusahaan yang berbentuk perseroaan, menunjukkan suatu analisa perubahan besarnya bagian laba yang ditahan selama jangka waktu tertentu, sedangkan laporan modal sendiri diperuntukkan bagi perusahaan perseorangan dan bentuk persekutuan, meringkaskan perubahan besarnya modal pemilik selama periode tertentu.
4.      Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Laporan perubahan posisi keuangan memperlihatkan aliran modal kerja selama periode tertentu. Laporan ini memperlihatkan sumber-sumber dimana modal kerja telah diperoleh dan penggunaan atau pengeluaran modal kerja yang telah dilakukan selama jangka waktu tertentu.
5.      Laporan Arus Kas
Laporan arus kas memperlihatkan aliran kas selama periode tertentu. Laporan ini memperlihatkan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama jangka waktu tertentu.

Disamping laporan keuangan umum perlu juga disusun laporan keuangan lain untuk keperluan penetapan pajak yang harus disampaikan kepada Inspeksi Pajak untuk kepentingan pemerintah lainnya seperti Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, kantor Perdagangan, Departemen Tenaga Kerja, dan dinas lainnya diperlukan laporan-laporan lain yang bersifat khusus.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban kepada pihak eksternal yang harus disusun sedemikian rupa sehingga:
1.      Dapat memberikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan tertentu, guna memenuhi keperluan para pemakai dalam mengambil keputusan.
2.      Dapat menyajikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan dan perubahan-perubahan kekayaan bersih perusahaan.
3.      Dapat menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan memperoleh laba dari perusahaan.
4.      Dapat menyajikan informasi-informasi lain yang diperlukan mengenai perubahan-perubahan dalam harta dan kewajiban, serta mengungkapkan informasi lain yang sesuai dengan keperluan pemakai.
5.      Relevan
6.      Jelas dan dapat dimengerti
7.      Dapat diuji kebenarannya
8.      Mencerminkan keadaan perusahaan menurut waktunya secara tepat
9.      Dapat dibandingkan
10.  Lengkap
11.  Netral

2. 3      Kinerja Keuangan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan kemampuan kerja. Berkinerja yaitu berkemampuan dengan menggunakan tenaga.
Maksud kinerja keuangan menurut acuan diatas adalah kemampuan kerja manajemen yang dilihat dari sisi finansial atau dalam hal ini melihat dari laporan keuangan suatu perusahaan. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja perusahaan disajikan pada laporan keuangan yang disebut laporan laba rugi. Penghasilan bersih (laba) sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja. Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih ini adalah penghasilan (income) dan beban (expense).
Dengan menggunakan laporan keuangan sebagai informasi yang menyangkut posisi keuangan, kita dapat mengetahui kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dan pengambilan keputusan ekonomi. Posisi kinerja keuangan perusahaan yang dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi menilai perubahan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai peruhahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan, sehingga dapat memperediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas serta untuk merumuskan efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.

2. 4      Variabel Dalam Evaluasi Kinerja Keuangan.
Variabel-variabel yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan, dalam hal ini industri semen adalah:

2.4.1. Aktiva
Aktiva adalah sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasanya dinyatakan dalam suatu satuan mata uang. Jenis sumber-sumber ekonomi atau 1azim disebut harta perusahaan bisa bermacam-macam. Ada kekayaan berupa barang-barang berwujud seperti tanah, gedung, dan mesin. Adapula yang berupa tagihan yang didalam istilah akuntansi disebut piutang dagang, dan ada pula dalam bentuk pembayaran dimuka (uang muka) atas jasa-jasa tertentu yang baru akan diterima dimasa yang akan datang, seperti misalnya premi asuransi dibayar dimuka. Sementara dikatakan juga bahwa aktiva adalah sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu yang diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan dimasa mendatang. Manfaat ekonomi dimasa depan yang berwujud dalam aktiva tetap adalah potensi aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung arus kas kepada perusahaan. Potensi ini dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktifitas operasional. Manfaat ekonomi digunakan dalam produksi barang dan jasa, ditukarkan dengan aktiva lain, digunakan untuk menyelesaikan kewajiban, atau dibagikan kepada pemilik perusahaan.
Aktiva perusahaan berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi dimasa lalu, oleh karena itu transaksi atau peristiwa yang diharapkan dapat terjadi dimasa depan tidak dengan sendirinya memunculkan aktiva. Disamping itu ada hubungan erat antara terjadinya pengeluaran dan timbulnya aktiva, namun kedua peristiwa ini tidak perlu harus bersamaan untuk menentukan timbulnya suatu aktiva.

2.4.2. Kewajiban
Kewajiban merupakan hutang perusahaan pada masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Kewajiban suatu perusahaan dapat diselesaikan dengan cara melakukan pembayaran kas, menyerahkan aktiva lain, memberi jasa, mengganti kewajiban dengan kewajiban lain, mengkonversi kewajiban menjadi ekuitas, atau dengan cara dihapuskan. Seperti halnya aktiva, kewajiban juga timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Perlu dibedakan antara kewajiban sekarang dan komitmen dimasa depan. Keputusan manajemen untuk membeli aktiva dimasa depan (komitmen) tidak dengan sendirinya menimbulkan kewajiban sekarang.

2.4.3. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual (residual interest) atas aktiva setelah dikurangi semua kewajiban (aktiva bersih). Dalam perseroan terbatas, setoran modal oleh pemegang saham, saldo laba ditahan, penyisihan saldo laba, dan penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal dapat disajikan secara terpisah. Penyajian seperti ini berguna untuk mengidentifikasikan pembatasan hukum dan pembatasan lainnya terhadap kemampuan perusahaan untuk membagikan atau menggunakan ekuitas serta merefleksikan fakta bahwa berbagai pihak mempunyai hak yang berbeda. Jumlah ekuitas yang disajikan pada neraca tergantung pada pengukuran aktiva dan kewajiban.

2. 4.4. Penghasilan
Penghasilan adalah manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi (setoran) penanaman modal. Penghasilan meliputi pendapatan (Revenues) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (normal) seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga deviden, royalty dan sewa. Sedangkan keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi defenisi penghasilan dan mungkin timbul atau tidak dalam pelaksanaan aktifitas perusahaan yang biasa. Penghasilan juga meliputi keuntungan yang belum direalisasi, misalnya kenaikan jumlah aktiva jangka panjang. Pada laporan laba rugi, keuntungan biasanya dicantumkan terpisah dan dilaporkan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan beban yang bersangkutan. Selain dapat diterima dalam berbagai bentuk aktiva (piutang, barang dan jasa), penghasilan dapat juga berasal dari penyelesaian kewajiban, misalnya penyerahan barang untuk melunasi pinjaman.

2.4.5. Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal. Beban mencakup kerugian (loss) maupun beban yang dalam pelaksanaan aktifitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dari pelaksanaan aktifitas biasa ini meliputi antara lain beban pokok penjualan, gaji dan depresiasi, yang biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas, persediaan dan aktiva tetap.
Kerugian mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi beban yang mungkin timbul atau tidak dalam pelaksanaan aktifitas perusahaan yang biasa. Kerugian ini dapat timbul dari bencana kebakaran, banjir maupun pelepasan aktiva tidak lancar. Definisi beban juga meliputi kerugian yang belum direalisasi misalnya kerugian karena selisih kurs valuta asing. Pada laporan laba rugi, kerugian biasanya dicantumkan terpisah dan dilaporkan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penghasilan yang bersangkutan.

2. 5      Pendekatan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan
Dalam mengukur kinerja keuangan, digunakan analisis keuangan karena analisis keuangan melibatkan penilaian terhadap keuangan dimasa yang akan datang. Tujuannya adalah untuk menemukan kelemahan-kelemahan didalam kinerja keuangan perusahaan yang dapat menyebabkan masalah-masalah dimasa yang akan datang, dan untuk menentukan kekuatan-kekuatan yang dapat diandalkan.
Rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisis keuangan, dikarenakan dapat dipergunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan mengenai kesehatan keuangan perusahaan. Dalam hal ini dengan melihat laporan keuangan perusahaan yaitu neraca dan laporan laba rugi. Analisa laporan keuangan ini juga digunakan oleh manajemen untuk memonitor keadaan perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Adanya perubahan-perubahan yang tidak diharapkan akan segera diketahui, dan kemudian dicari langkah-langkah pemecahannya. Hal ini dapat diartikan bahwa perkembangan suatu perusahaan harus dibandingkan dengan masa lalunya. Setiap perkembangan yang tidak diinginkan harus segera diperbaiki dan diarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan semula. Dalam menggunakan rasio-rasio keuangan perlu diperhatikan beberapa hal antara lain:
1.      Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilakukan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan, sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersama-sama.
2.      Perbandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama.
3.      Sebaiknya perhitungan rasio keuangan didasarkan pada laporan keuangan yang sudah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat.
4.      Yang sangat penting diperhatikan adalah bahwa pelaporan akuntansi yang digunakan harus sama.
Rasio keuangan atau Financial Ratio pada dasanya dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu rasio likuiditas dan aktifitas, debt ratio, serta profitability ratio. Selain hal tersebut, juga diperlukan analisis mengenai rentabilitas.
Uraian berikut merupakan teori pendekatan atau tolok ukur dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan.

2.5.1. Rasio Aktifitas.
Rasio aktifitas atau rasio efisiensi memberikan dasar bagi penilai mengenai efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya untuk mencetak angka penjualan. Hal ini dapat ditemukan pada tiap kategori aktiva yang diinvestasikan perusahaan. Rasio ini berkenaan dengan piutang dagang, persediaan, aktiva tetap dan total aktiva. Dengan kata lain rasio aktifitas menunjukan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktifitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri.



2.5.2. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas membantu menjawab pertanyaan mengenai efektifitas manajemen perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari aktiva atau sumber penghasilan yang dipercayakan kepada mereka. Untuk kelangsungan hidupnya suatu perusahaan harus berada dalam keadaan menguntungkan atau profitable.

2.5.3. Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Atau dapat juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama kurun waktu atau periode tertentu.

2.5.4. Rasio likuiditas
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansialnya. Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas badan usaha berarti kemampuan perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat likuiditas sehingga dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih.

2.5.5. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas perusahaan menunjukkan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya pada saat dilikuidasikan. Atau dengan kata lain solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Solvabilitas suatu perusahaan dapat dilihat dari neracanya. Suatu perusahaan dapat dikatakan solvabel apabila mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya.




2. 6      Penilaian Kinerja Keuangan
Dalam menilai kinerja keuangan, suatu perusahaan menggunakan analisis rasio keuangan, angka-angka absolut atau rasio tidak akan memberikan arti apabila tidak dikomparasikan atau dibandingkan dengan angka lainnya. Oleh karena itu diperlukan suatu pedoman untuk dapat menentukan arti dari suatu rasio atau ukuran-ukuran lain yang dihitung. Salah satu acuan dalam membandingkan dan manilai angka-angka atau rasio adalah dengan menggunakan analisis deskriptif, perbandingan prestasi dan posisi keuangan. Dengan melihat kecendrungan angka-angka rasio tertentu dapat diperoleh gambaran apakah rasio-rasio tersebut cendrung naik, turun atau relatif konstan.


 Sumber:


Hery, S.E., M.Si. 2012. Mengenal & Memahami LAPORAN KEUANGAN. Penerbit: CAPS (Center of Academic Publishing Service), Yogyakarta.
Diposkan oleh Universitas Islam Indonesia pada 05 Agustus 2012 http://arsip.uii.ac.id/files/2012/08/05.2-bab-211.pdf
Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Teori Akuntansi, Ed. Revisi 10. Jakarta: Rajawali Pers
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar